Reconsidering the Disinflation Narrative
Lonjakan tak terduga sebesar 0.4% dalam harga impor bulan Juli memaksa kita untuk mempertimbangkan kembali narasi disinflasi yang ada. Data ini, yang dipicu oleh kenaikan biaya bahan bakar dan nonbahan bakar, menunjukkan adanya tekanan harga yang mungkin lebih tahan lama daripada yang diperkirakan. Akibatnya, jalur Federal Reserve untuk potensi pemotongan suku bunga sekarang terlihat lebih rumit. Data ini menjadi lebih mengkhawatirkan ketika kita melihat harga minyak mentah Brent baru-baru ini naik kembali di atas $85 per barel, yang berdampak langsung pada komponen bahan bakar dalam harga. Selain itu, ini sejalan dengan laporan penjualan ritel minggu lalu yang menunjukkan lonjakan mengejutkan sebesar 0.5%, menandakan permintaan konsumen yang kuat masih menarik produk dengan harga lebih tinggi. Kita akan memperhatikan apakah tekanan ini langsung berdampak pada pembacaan Indeks Harga Produsen berikutnya. Kami mengingat disinflasi yang stabil terlihat sepanjang paruh kedua tahun 2024, yang menegaskan harapan untuk perubahan kebijakan Fed. Data baru ini memaksa peninjauan ekspektasi pemotongan suku bunga, mendorongnya lebih jauh ke depan. Trader sekarang harus mengantisipasi kurva imbal hasil yang lebih datar dan mempertimbangkan strategi yang menguntungkan dari suku bunga jangka pendek yang lebih tinggi, seperti menjual kontrak berjangka SOFR.Impact On Equity Markets
Untuk pasar ekuitas, prospek suku bunga yang lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama bisa menjadi hambatan, terutama untuk sektor yang sensitif terhadap pertumbuhan. Melindungi posisi long dengan opsi jual pada indeks utama seperti S&P 500 mungkin merupakan langkah yang bijaksana. Lingkungan ini juga mendukung penguatan dolar AS, membuat posisi long dalam Indeks Dolar (DXY) menarik terhadap mata uang dengan bank sentral yang lebih akomodatif.Mulai trading sekarang — klik di sini untuk membuat akun live VT Markets Anda.