Tuntutan terlemah untuk lelang obligasi 2 tahun Jepang sejak 2009 menyoroti minat investor yang rapuh.

    by VT Markets
    /
    Aug 28, 2025
    Lelang obligasi dua tahun terbaru Jepang mengalami permintaan terendah sejak 2009. Rasio tawaran terhadap penawaran turun ke titik terendah dalam lebih dari 15 tahun. Selain itu, lelang menghasilkan tail terlebar yang terlihat sejak 2023. Hasil ini mencerminkan minat yang rapuh terhadap Obligasi Pemerintah Jepang jangka pendek.

    Dampak Kenaikan Suku Bunga yang Diharapkan

    Hasil lelang yang lemah ini menunjukkan pasar memperkirakan kenaikan suku bunga Bank of Japan (BoJ) akan terjadi lebih cepat dari sebelumnya. Investor enggan membeli obligasi jangka pendek dengan imbal hasil saat ini karena mereka mengharapkan pengembalian yang lebih tinggi dalam waktu dekat. Sentimen ini memperkuat pandangan kami bahwa era suku bunga yang sangat rendah secara definitif akan berakhir. Oleh karena itu, kita harus bersiap untuk menghadapi penguatan yen, karena suku bunga yang lebih tinggi akan menarik arus modal masuk. Yen telah bergerak di dekat level 165 terhadap dolar untuk sebagian besar bulan Agustus 2025, namun lelang ini menunjukkan potensi titik balik. Membeli opsi call pada JPY atau opsi put pada pasangan USD/JPY bisa menjadi strategi yang bijaksana dalam beberapa minggu ke depan. Di pasar suku bunga, kita harus mempertimbangkan pembayaran tetap pada swap suku bunga yen Jepang untuk bertaruh pada kenaikan suku bunga jangka pendek. Data dari Tokyo Financial Exchange menunjukkan minat terbuka dalam kontrak berjangka Euroyen tiga bulan telah melonjak 12% sejak Juli 2025, menunjukkan bahwa lebih banyak pelaku pasar melakukan lindung nilai atau berspekulasi pada kenaikan suku bunga. Penjualan kontrak berjangka Obligasi Pemerintah Jepang (JGB) adalah cara langsung lainnya untuk mengungkapkan pandangan ini.

    Volatilitas Pasar yang Diharapkan

    Ketidakpastian kebijakan ini kemungkinan akan meningkatkan volatilitas pasar. Melihat kembali ke Maret 2024 ketika BoJ pertama kali mengakhiri kebijakan suku bunga negatif, Indeks Volatilitas Nikkei mengalami kenaikan yang berkelanjutan lebih dari 25% di kuartal berikutnya. Kita dapat mengharapkan pola yang serupa, sehingga posisi volatilitas panjang melalui straddle pada indeks Nikkei 225 menjadi perdagangan yang menarik. Biaya pinjaman yang lebih tinggi juga akan memberi tekanan pada saham Jepang, terutama di sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga. Laporan pendapatan terbaru dari Q2 2025 telah menunjukkan bahwa perusahaan real estat Jepang menghadapi tekanan margin, yang kemungkinan akan mempercepat tren tersebut. Kita harus mempertimbangkan membeli opsi put pelindung pada Nikkei 225 atau ETF sektor tertentu untuk melindungi terhadap potensi penurunan.

    Mulai trading sekarang — klik di sini untuk membuat akun live VT Markets Anda.

    see more

    Back To Top
    server

    Halo 👋

    Bagaimana saya bisa membantu?

    Ngobrol langsung dengan tim kami

    Obrolan Langsung

    Mulai percakapan langsung lewat...

    • Telegram
      hold Ditangguhkan
    • Segera hadir...

    Halo 👋

    Bagaimana saya bisa membantu?

    telegram

    Pindai kode QR dengan ponsel Anda untuk mulai mengobrol dengan kami, atau klik di sini.

    Belum memasang aplikasi Telegram atau versi Desktop? Gunakan Web Telegram sebagai gantinya.

    QR code