Pengaruh Harga Emas
Harga emas sering bergerak berlawanan arah dengan Dolar AS dan Obligasi AS, keduanya merupakan aset aman yang signifikan. Ketika Dolar menurun, harga emas cenderung meningkat sebagai akibatnya. Harga emas juga dipengaruhi oleh ketidakstabilan geopolitik dan faktor ekonomi. Harga emas meningkat saat suku bunga rendah, tetapi kesulitan ketika biaya lebih tinggi. Perubahan pada Dolar AS mempengaruhi harga emas, dengan Dolar yang lebih kuat mengendalikan harga dan Dolar yang lebih lemah memungkinkan harga meningkat. Kenaikan harga emas baru-baru ini mencerminkan perannya sebagai aset yang aman selama masa sulit. Kami melihat tanda-tanda pelemahan ekonomi global, dengan laporan pekerjaan non-pertanian AS terbaru untuk September 2025 menunjukkan pertumbuhan pekerjaan yang tidak memenuhi harapan, hanya mencapai 150,000. Ini mendorong pergeseran menuju aset yang lebih aman daripada aset berisiko seperti saham. Kekuatan emas terkait invers dengan Dolar AS, yang baru-baru ini melemah. Pasar kini memperkirakan pemotongan suku bunga di masa depan, dengan Alat CME FedWatch menunjukkan probabilitas 65% bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga sebelum Maret 2026. Dolar yang lebih lemah membuat emas lebih murah bagi pembeli asing dan meningkatkan daya tariknya.Pembelian Bank Sentral dan Perlindungan Inflasi
Kami juga harus mempertimbangkan pembelian yang terus berlanjut dari bank sentral, yang memberikan dasar harga yang kuat. Setelah pencatatan pembelian yang terlihat pada tahun 2022, data awal untuk kuartal ketiga 2025 menunjukkan bahwa bank sentral, khususnya di negara berkembang, menambah lagi 250 ton cadangan. Tren ini menunjukkan pergeseran strategis dari aset yang dihargakan dalam Dolar. Dengan latar belakang ini, kami memperkirakan peningkatan volatilitas dalam beberapa minggu mendatang, karena Indeks Volatilitas Emas CBOE telah meningkat menjadi 18. Bagi trader derivatif, lingkungan ini bisa membuat opsi panggilan jangka panjang menjadi strategi menarik untuk menangkap potensi kenaikan sambil mengelola risiko. Kami melihat sentimen ini tercermin dalam aktivitas pasar terbaru, dengan aliran masuk ke ETF yang didukung emas mencapai lebih dari $2 miliar dalam lima minggu terakhir. Logam mulia ini juga dilihat sebagai perlindungan terhadap inflasi yang keras, yang masih menjadi perhatian. Meskipun CPI inti untuk September 2025 sedikit menurun menjadi 3.1%, angka ini masih jauh di atas target bank sentral. Karena emas adalah aset yang tidak menghasilkan, daya tariknya meningkat ketika imbal hasil riil, yaitu suku bunga dikurangi inflasi, diperkirakan akan turun.Mulai trading sekarang — klik di sini untuk membuat akun live VT Markets Anda.