Inflasi yang Persisten dan Kebijakan Moneter
Kekuatan ini terjadi di tengah inflasi yang persisten, yang membuat posisi Bank of Japan menjadi lebih sulit. Misalnya, CPI inti nasional yang dirilis minggu lalu untuk bulan September berada di angka 2,9%, yang tetap di atas target 2% selama beberapa bulan berturut-turut. Kombinasi permintaan impor yang kuat dan inflasi tinggi meningkatkan kemungkinan perubahan kebijakan yang lebih ketat. Bagi para trader mata uang, ini memperkuat argumen untuk yen yang lebih kuat. Dengan nilai tukar USD/JPY yang masih tinggi di sekitar 155, tingkat yang mengingatkan pada volatilitas yang terlihat pada tahun 2024, tekanan pada para pembuat kebijakan semakin meningkat. Kita harus mempertimbangkan opsi beli pada JPY atau opsi jual pada USD/JPY, mengantisipasi kemungkinan tindakan bank sentral atau intervensi verbal dalam beberapa minggu ke depan. Ini juga memiliki implikasi langsung untuk derivatif suku bunga, karena alasan untuk mempertahankan suku bunga negatif semakin melemah. Kita telah melihat hasil Obligasi Pemerintah Jepang perlahan-lahan meningkat, dengan hasil JGB 10 tahun kini berada di atas 1,1%, level tertinggi sejak 2013. Data impor mungkin mendorong trader untuk memperhitungkan kemungkinan kenaikan suku bunga kebijakan lebih cepat daripada yang diharapkan sebelumnya, mungkin sebelum akhir tahun.Kewaspadaan Pasar Saham
Dari perspektif saham, pandangan ini memerlukan kewaspadaan. Kenaikan suku bunga yang mungkin terjadi akan meningkatkan biaya pinjaman untuk perusahaan dan dapat menghentikan reli Nikkei 225. Kita harus mempertimbangkan untuk membeli opsi pelindung pada indeks untuk melindungi nilai terhadap potensi penurunan yang dipicu oleh perubahan kebijakan moneter. Buat akun VT Markets Anda secara langsung dan mulai perdagangan sekarang.Mulai trading sekarang — klik di sini untuk membuat akun live VT Markets Anda.