Bank Sentral Australia dan Inflasi
Di dalam negeri, Bank Sentral Australia (RBA) tidak mungkin untuk melonggarkan kebijakan lebih lanjut, karena inflasi Australia meningkat sebesar 1,3% dibandingkan kuartal sebelumnya, melebihi perkiraan, mengurangi ekspektasi pemotongan suku bunga. Pasar kini mengharapkan RBA mempertahankan kebijakan saat ini, mengingat tekanan inflasi yang terus berlanjut. Data yang akan datang, seperti Indeks Harga Produsen Australia kuartal ketiga dan Indeks Manajer Pembelian China, dapat mempengaruhi Dolar Australia. Peta panas menunjukkan performa terbaik Dolar Australia hari ini adalah terhadap Yen Jepang. Kita dapat melihat bagaimana gencatan perdagangan AS-China dan Federal Reserve yang hawkish sebelumnya mendorong AUD/USD turun ke 0,6550, bahkan mengalahkan data inflasi Australia yang kuat. Ini mengingatkan kita bahwa arah Dolar AS, yang dipicu oleh peristiwa global utama dan kebijakan Fed, sering kali menentukan pergerakan pasangan ini. Faktor-faktor ini dapat dengan mudah mengalahkan berita domestik dari Australia.Dinamika Ekonomi Saat Ini
Melihat hari ini, 30 Oktober 2025, dinamika serupa tetapi alasannya telah berubah. Data inflasi inti PCE AS terbaru yang dirilis minggu lalu menunjukkan angka yang sulit turun di 3,7%, mendorong pejabat Fed untuk memberikan sinyal bahwa suku bunga akan tetap tinggi hingga tahun 2026. Ini sangat kontras dengan pelonggaran kebijakan yang kita lihat beberapa tahun lalu dan terus memperkuat Dolar AS. Sementara itu, gambaran ekonomi Australia saat ini lebih lemah dibandingkan sebelumnya. Laporan inflasi Q3 2025 menunjukkan kenaikan CPI kuartalan hanya 0,8%, yang membuat pasar memperkirakan peluang 65% untuk pemotongan suku bunga RBA pada paruh pertama tahun depan. Perbedaan kebijakan antara Fed yang hawkish dan RBA yang berpotensi dovish adalah hambatan signifikan bagi Dolar Australia. Selain itu, sentimen perdagangan global rapuh, menambah tekanan pada mata uang yang terkait komoditas seperti Dolar Australia. Harga bijih besi, yang merupakan ekspor penting Australia, telah turun 12% dalam sebulan terakhir menjadi $105 per ton di tengah kekhawatiran baru atas permintaan properti di China. Ini jauh dari optimisme yang dihasilkan oleh gencatan perdagangan sebelumnya yang meningkatkan pembelian kedelai dan komoditas lainnya. Untuk trader derivatif, lingkungan ini menyarankan untuk membangun bias bearish pada pasangan AUD/USD dalam beberapa minggu mendatang. Membeli opsi put pada Dolar Australia dapat memberikan eksposur downside sambil membatasi risiko jika sentimen tiba-tiba berbalik. Dengan volatilitas tersirat pada opsi AUD meningkat, ini menunjukkan pasar bersiap untuk potensi pergerakan di bawah level support 0,6400.Mulai trading sekarang — klik di sini untuk membuat akun live VT Markets Anda.