Pada bulan Oktober, impor Indonesia menurun dari 7,17% menjadi -1,15% dibandingkan dengan angka sebelumnya.

    by VT Markets
    /
    Dec 1, 2025
    Impor Indonesia mengalami penurunan pada bulan Oktober, bergerak dari pertumbuhan 7,17% menjadi kontraksi -1,15%. Perubahan ini menunjukkan adanya perubahan dalam iklim perdagangan dan ekonomi negara. Penurunan impor mungkin disebabkan oleh permintaan domestik yang menurun dan tekanan ekonomi dari luar. Bisnis mungkin juga mengambil sikap hati-hati karena ketidakpastian ekonomi global. Para analis akan memantau kinerja ekspor Indonesia dan neraca perdagangan untuk mendapatkan wawasan tentang ramalan ekonomi. Penurunan impor dapat mempengaruhi tren mata uang dan pandangan terhadap Rupiah Indonesia. Data impor ini menjadi lebih signifikan ketika kita melihatnya bersamaan dengan laporan terbaru Bank Indonesia dari pertengahan November, yang menunjukkan inflasi inti mereda menjadi 2,5%, sedikit di bawah target bank sentral. Kombinasi antara penurunan impor dan inflasi yang melambat memperkuat argumen untuk kebijakan moneter yang lebih longgar. Ini telah memicu spekulasi pasar bahwa Bank Indonesia mungkin mempertimbangkan pemotongan suku bunga pada pertemuan yang akan datang pada 18 Desember. Dengan demikian, kita harus melihat derivatif pada Rupiah Indonesia, khususnya opsi USD/IDR. Ketidakpastian yang meningkat di sekitar langkah berikutnya dari bank sentral dapat meningkatkan volatilitas yang diimplikasikan, membuat strategi yang menguntungkan dari fluktuasi harga berpotensi menguntungkan. Pemotongan suku bunga dapat melemahkan Rupiah, sementara keputusan untuk mempertahankan suku bunga stabil mungkin menyebabkan reli jangka pendek. Untuk pasar ekuitas, perlambatan ini menjadi hambatan bagi Indeks Komposit Jakarta (JCI). Kita dapat menggunakan pandangan ini untuk mempertimbangkan membeli opsi put pada ETF pasar Indonesia secara luas untuk melindungi diri atau berspekulasi terhadap potensi penurunan pasar. Secara historis, selama periode perlambatan ekonomi seperti yang terlihat pada akhir 2019 sebelum pandemi, saham konsumsi dan industri adalah yang pertama kali berkinerja buruk. Gambaran eksternal juga perlu diperhatikan, karena kita telah melihat harga untuk komoditas utama seperti minyak sawit dan batu bara melemah sepanjang bulan November. Ini dapat memberikan tekanan pada sisi ekspor neraca perdagangan, semakin memperumit pandangan untuk Rupiah. Kami ingat sensitivitas mata uang ini selama periode ketidakpastian global, seperti ketegangan tapering 2013, membuat posisi berbasis volatilitas menjadi pertimbangan yang bijaksana.

    Mulai trading sekarang — klik di sini untuk membuat akun live VT Markets Anda.

    see more

    Back To Top
    server

    Halo 👋

    Bagaimana saya bisa membantu?

    Ngobrol langsung dengan tim kami

    Obrolan Langsung

    Mulai percakapan langsung lewat...

    • Telegram
      hold Ditangguhkan
    • Segera hadir...

    Halo 👋

    Bagaimana saya bisa membantu?

    telegram

    Pindai kode QR dengan ponsel Anda untuk mulai mengobrol dengan kami, atau klik di sini.

    Belum memasang aplikasi Telegram atau versi Desktop? Gunakan Web Telegram sebagai gantinya.

    QR code