Implikasi Kebijakan Moneter
Tingkat inflasi yang lebih rendah dari yang diperkirakan dapat memengaruhi kebijakan moneter Bank Sentral, karena berupaya menyeimbangkan pengendalian inflasi dengan mendukung pertumbuhan ekonomi. Para analis dengan cermat mengamati indikator ekonomi mendatang, seperti pertumbuhan PDB Brasil dan statistik pekerjaan, yang dapat memengaruhi perkiraan masa depan mengenai inflasi dan suku bunga. Dengan inflasi bulan November yang sedikit di bawah perkiraan, ini memperkuat pandangan kami bahwa Bank Sentral memiliki alasan yang lebih kuat untuk melanjutkan siklus pelonggaran. Data tunggal ini bukanlah faktor penentu, tetapi menambah tren meningkatnya tekanan harga yang sedang kami lihat di paruh kedua tahun 2025. Kami kini lebih condong ke potongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan berikutnya. Dengan demikian, kami sebaiknya melihat posisi dalam derivatif suku bunga yang menguntungkan dari penurunan suku bunga, seperti membeli kontrak berjangka DI yang jatuh tempo pada akhir tahun 2026. Penetapan harga pasar saat ini, yang pada pagi ini menunjukkan kemungkinan 60% akan ada pemotongan, kemungkinan akan bergerak untuk sepenuhnya mempertimbangkan langkah tersebut. Perubahan ini menghadirkan peluang jangka pendek sebelum pasar sepenuhnya menyesuaikan diri dengan data inflasi baru ini.Tantangan Dan Peluang Ekonomi
Pandangan ini semakin didukung oleh data produksi industri yang lemah baru-baru ini dari Oktober 2025, yang menunjukkan kontraksi sebesar 0,5%, dan pelunakan harga komoditas utama global seperti bijih besi, yang telah turun hampir 10% sejak puncaknya lebih awal tahun ini. Ketika kami mengingat siklus kenaikan suku bunga yang tajam pada 2022-2023, latar belakang ekonomi saat ini menghadirkan tantangan yang sangat berbeda yang berfokus pada pertumbuhan. Mandat Bank Sentral sekarang tampaknya bergeser dari mengekang inflasi menjadi merangsang ekonomi yang lesu.Mulai trading sekarang — klik di sini untuk membuat akun live VT Markets Anda.