Poin-poin Penting
- USD/JPY berada di sekitar 152.95, dengan jalur untuk kehilangan mingguan hampir 4% — penurunan terdalam sejak September 2024.
- Para trader kini memperkirakan kemungkinan kurang dari 50% untuk kenaikan suku bunga Bank of Japan pada bulan Desember, mengalihkan ekspektasi ke Maret 2026.
Yen Jepang terus mengalami kerugian pada hari Jumat, diperdagangkan sekitar ¥152.95 per dolar, level terlemah sejak Februari, karena investor bereaksi terhadap perkembangan politik yang menunjukkan kontinuitas dalam kebijakan moneter yang sangat longgar di Jepang.
Mata uang ini telah menyusut hampir 4% minggu ini, penurunan terbesar dalam lebih dari setahun, di tengah meningkatnya spekulasi bahwa Bank of Japan (BOJ) akan menunda pengetatan lebih lanjut.
Perubahan Kepemimpinan Memperkuat Kebijakan Longgar Fiskal
Pasar terguncang setelah Sanae Takaichi, dikenal karena preferensinya terhadap pengeluaran fiskal agresif, memenangkan perlombaan kepemimpinan Jepang, membuka jalannya menjadi perdana menteri berikutnya.
Kemenangan Takaichi meningkatkan harapan akan perluasan stimulus pemerintah dan kelanjutan akomodasi BOJ.
Takaichi menyatakan pada hari Kamis bahwa bank sentral akan beroperasi “secara independen sambil menyelaraskan dengan tujuan ekonomi pemerintah,” suatu pernyataan yang dipandang oleh trader sebagai sinyal kontinuitas kebijakan dan bukan reformasi. Janjinya untuk “menghindari depresiasi yen yang berlebihan” tidak banyak menghentikan penurunan, karena investor mengartikan komentar tersebut sebagai simbolis dan bukan sebagai langkah intervensi.
Proyeksi Kebijakan dan Posisi Pasar
Pasar kini memperkirakan kemungkinan kurang dari 50% untuk kenaikan suku bunga BOJ pada bulan Desember, dengan sebagian besar ekspektasi beralih ke Maret 2026.
Sementara data harga produsen yang lebih kuat dari yang diperkirakan untuk bulan September menambah tekanan pada pembuat kebijakan, konsensus pasar tetap bahwa BOJ akan memprioritaskan stabilitas keuangan dan pertumbuhan upah sebelum pengetatan lebih lanjut.
Perbedaan imbal hasil yang melebar antara AS dan Jepang terus membebani yen, karena imbal hasil Treasury AS tetap tinggi di tengah pendekatan hati-hati Federal Reserve terhadap pemotongan suku bunga.
Analisis Teknikal
Pasangan USD/JPY diperdagangkan sekitar 152.95, sedikit lebih rendah 0.09%, tetapi masih berada dekat level tertinggi tahun ini karena yen melemah di bawah kekuatan dolar AS yang terus-menerus.
Peningkatan terbaru pasangan ini mencerminkan perbedaan kebijakan yang melebar antara Federal Reserve dan Bank of Japan (BOJ), dengan Fed mempertahankan sikap hati-hati terhadap pemotongan suku bunga, sementara BOJ terus mempertahankan kondisi moneter yang sangat longgar meskipun ada tekanan inflasi domestik yang meningkat.
Dari sudut pandang teknis, USD/JPY tetap kokoh dalam wilayah bullish. Harga diperdagangkan jauh di atas rata-rata bergerak 5-, 10-, dan 30-hari, menunjukkan momentum jangka pendek yang kuat.
Pasangan ini telah menembus beberapa level resistensi, termasuk batas atas sebelumnya di dekat 148.50, sekarang berfungsi sebagai dukungan. Indikator MACD mendukung pandangan bullish ini, dengan perbedaan yang melebar antara garis MACD dan sinyal di samping histogram yang meningkat, menunjukkan momentum pembelian yang berkelanjutan.
Namun, trader harus memperhatikan bahwa USD/JPY kini memasuki zona sensitif secara historis di dekat 153.00, di mana pihak berwenang di Tokyo sebelumnya telah melakukan intervensi untuk membatasi lemahnya yen.
Tingkat resistensi psikologis ini dapat memicu peringatan verbal atau bahkan tindakan pasar dari pejabat Jepang jika volatilitas meningkat. Penarikan dari level ini kemungkinan akan melihat pasangan ini menguji kembali 147.80–148.50 sebagai zona dukungan kunci, di mana minat beli bisa muncul kembali.
Mulai trading sekarang — klik di sini untuk membuat akun live VT Markets Anda.