Dampak Kebijakan Moneter
Dolar Selandia Baru tetap tertekan di bawah 0.5800 karena perbedaan kebijakan moneter antara Bank Sentral Selandia Baru dan Federal Reserve memengaruhi tren. Sementara itu, pasangan GBP/USD mengalami kenaikan di atas 1.3400, didukung oleh data PMI Inggris yang positif. USD/JPY mengalami penurunan di bawah 155.00 di tengah spekulasi yang berkembang mengenai kenaikan suku bunga Bank of Japan. Kunjungan Presiden Trump ke AS termasuk mewawancarai Waller dari Fed untuk posisi tinggi. Emas diperdagangkan dalam rentang sekitar $4,300 saat pasar mengamati sentimen dovish terhadap Dolar AS dan sikap hati-hati. Namun, perkembangan geopolitik dan data inflasi AS yang akan datang membuat para trader tetap waspada sebelum melakukan langkah-langkah baru. Defisit neraca berjalan Selandia Baru lebih besar dari yang kami perkirakan, yang memperkuat perlambatan ekonomi yang telah kami saksikan tahun ini. Dengan Federal Reserve AS mempertahankan suku bunga kunci di 4.75% sementara Bank Sentral Selandia Baru telah mulai memangkas suku bunga, sekarang menjadi 4.50%, perbedaan kebijakan ini jelas. Selisih yang semakin besar ini membuat strategi derivatif yang bertaruh melawan NZD/USD, seperti membeli opsi put, semakin menarik untuk beberapa minggu ke depan.Sentimen Pasar dan Spekulasi
Dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama, karena pasar kini percaya diri memperkirakan pemangkasan suku bunga Fed yang agresif pada tahun 2026. Laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) bulan November minggu lalu, yang menunjukkan inflasi headline turun menjadi 2.5%, memperkuat pandangan bahwa inflasi tinggi tahun 2023-2024 telah berlalu. Sentimen yang berorientasi ke depan ini mendukung posisi yang panjang terhadap euro dan poundsterling Inggris dibandingkan dolar. Kami juga melihat minat yang signifikan terhadap yen Jepang seiring dengan spekulasi yang berkembang bahwa Bank of Japan akhirnya akan meninggalkan kebijakan suku bunga negatif di tahun baru. Inflasi inti Jepang kini telah berada di atas target 2% bank sentral selama delapan belas bulan berturut-turut, mencapai 2.8% dalam pembacaan terbaru. Ini menunjukkan volatilitas di pasangan USD/JPY akan meningkat menjelang pertemuan BOJ bulan Januari, menjadikan strategi opsi seperti long straddles berpotensi menguntungkan. Emas terus mengkonsolidasi di sekitar level $4,300, mencerminkan kekhawatiran mendalam tentang tingkat utang negara dan ketegangan geopolitik yang berlangsung. Penilaian tinggi ini didukung oleh tingkat pembelian emas bank sentral yang historis yang kami saksikan sepanjang tahun 2023 dan 2024, sebuah tren yang berlanjut tahun ini. Bagi trader yang sudah memegang emas, aksi harga yang terikat pada rentang saat ini membuat penjualan covered calls menjadi strategi yang layak untuk menghasilkan pendapatan.Mulai trading sekarang — klik di sini untuk membuat akun live VT Markets Anda.