Di Malaysia, harga emas menunjukkan stabilitas dengan sedikit perubahan, berdasarkan data pasar terbaru.

    by VT Markets
    /
    May 27, 2025
    Harga emas di Malaysia tetap stabil pada hari Selasa. Harga tercatat sebesar 452,27 Ringgit Malaysia (MYR) per gram dan MYR 5.275,23 per tola. Harga diperbarui setiap hari dengan menyesuaikan harga internasional ke dalam mata uang dan satuan lokal. Tarif ini dimaksudkan untuk referensi dan mungkin sedikit bervariasi dari tarif pasar lokal. Emas dianggap sebagai penyimpan nilai dan perlindungan terhadap inflasi serta penurunan nilai mata uang. Bank sentral menambah 1.136 ton emas ke cadangan pada tahun 2022, pembelian tahunan tertinggi yang pernah tercatat. Emas bergerak berlawanan arah dengan Dolar AS dan surat utang AS. Harga emas dapat dipengaruhi oleh ketidakstabilan geopolitik, kekhawatiran resesi, dan suku bunga. Kami telah melihat emas tetap stabil di Malaysia pada MYR 452,27 per gram, yang sesuai dengan pola luas yang terkait dengan sentimen global. Pada MYR 5.275,23 per tola, angka ini mencerminkan tarif emas internasional setelah dikonversi ke mata uang lokal. Meskipun pembaruan ini terutama berfungsi sebagai panduan, penting untuk diingat bahwa harga ini dapat sedikit berbeda dari yang tersedia di toko fisik atau ritel. Ini bukan hal yang tidak biasa, karena sedikit inefisiensi harga umum di pasar regional. Penggerak utama di sini tetap adalah persepsi emas sebagai pelindung kekayaan, terutama di periode ketika mata uang berada di bawah tekanan atau daya beli menurun. Perspektif ini bukan hal baru, tetapi volume yang ditambahkan ke kepemilikan bank sentral pada tahun 2022—1.136 ton metrik—menggambarkan hal yang signifikan. Itu bukan hanya kebisingan statistik; itu menandai level tertinggi dalam sejarah, mencerminkan minat yang sangat disengaja dari pemain institusi. Apa yang bisa kita lihat di sini bukan hanya tentang emas, tetapi juga tentang pandangan yang membentuk cadangan moneter. Setiap kali bank sentral membeli aset dalam jumlah besar, hal itu mencerminkan ekspektasi jangka panjang tentang pengendalian inflasi dan kepercayaan pada instrumen lain, termasuk utang negara. Trader cenderung memantau tindakan ini untuk mengukur aliran arah jangka panjang. Belanja besar ini lebih dari sekadar langkah reaktif; itu bersifat strategis, merespons risiko ekonomi yang terlapis daripada peristiwa tunggal. Kecenderungan harga emas untuk bergerak berlawanan arah dengan Dolar AS dan imbal hasil Treasury tetap utuh. Setiap kali Dolar AS menguat atau imbal hasil riil meningkat, emas sering kali mundur. Pergerakan berlawanan ini didasarkan pada biaya peluang yang bersifat komparatif: emas tidak menghasilkan imbal hasil, sehingga peningkatan imbal hasil di tempat lain dapat mengurangi daya tariknya dalam jangka pendek. Namun, ketika pasar utang mulai gelisah atau suasana global suram, permintaan emas sering kali kembali. Ketegangan geopolitik dan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi cenderung memperkenalkan kembali permintaan untuk produk berbasis emas. Misalnya, ketegangan di Eropa Timur atau ketidakpastian baru di Asia-Pasifik membuat mereka yang memiliki modal memikirkan kembali paparan risiko. Demikian pula, pesan dari bank sentral utama tentang kemungkinan kenaikan suku bunga atau penundaan dapat memperkenalkan volatilitas dalam derivatif yang terkait dengan komoditas. Dalam periode mendatang, mereka yang mengikuti pergerakan derivatif akan ingin menilai sinyal makro dengan teliti. Perubahan suku bunga dari Federal Reserve AS tetap menjadi salah satu saluran paling langsung yang mempengaruhi posisi emas. Perubahan nada yang tidak terduga—terutama pada kekhawatiran inflasi yang kembali—dapat menarik permintaan ke posisi emas panjang, menarik aliran yang terpengaruh. Yang terpenting, kita harus tetap berpegang pada data. Ekonomi, bukan dugaan.

    Mulai trading sekarang — klik di sini untuk membuat akun live VT Markets Anda.

    see more

    Back To Top
    Chatbots