Emas Sebagai Aset Pelindung
Emas telah menjadi penyimpan nilai yang bersejarah dan kini menjadi aset pelindung di saat ketidakstabilan. Emas berfungsi sebagai pelindung terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang. Bank sentral, terutama di negara berkembang seperti China dan India, adalah pembeli emas utama, menambah 1.136 ton yang bernilai sekitar $70 miliar pada tahun 2022. Emas berkorelasi terbalik dengan Dolar AS dan Surat Utang AS. Harganya sensitif terhadap ketidakstabilan geopolitik dan ketakutan akan resesi. Suku bunga yang lebih rendah dapat meningkatkan daya tarik emas sebagai aset tanpa imbal hasil, sementara Dolar yang kuat cenderung menekan harganya. Kenaikan harga emas lokal hari ini mencerminkan tren global yang lebih luas yang kita lihat pada akhir tahun 2025. Emas berfungsi sebagai pelindung terhadap penurunan nilai mata uang, tidak hanya di Pakistan tetapi di banyak pasar negara berkembang. Daya tarik sebagai aset pelindung ini adalah pendorong utama yang perlu diperhatikan para trader. Pembelian oleh bank sentral terus memberikan dukungan yang kuat bagi harga emas, suatu tren yang telah kita lihat meningkat sejak pembelian rekor pada tahun 2022 dan 2023. Data terbaru dari Dewan Emas Dunia untuk kuartal ketiga tahun 2025 menunjukkan bahwa bank sentral, terutama dari Asia, menambah 280 ton lagi ke cadangan mereka. Permintaan yang konsisten ini menunjukkan bahwa penurunan harga kemungkinan akan dilihat sebagai kesempatan untuk membeli oleh institusi besar.Dampak Inflasi dan Suku Bunga
Aksi harga ini juga merupakan reaksi terhadap inflasi yang terus-menerus dan dampaknya terhadap ekspektasi suku bunga. Meskipun inflasi telah mereda dari puncak yang terlihat pada tahun 2023, data CPI AS terbaru untuk Oktober 2025 menunjukkan angka yang tetap tinggi di 3,1%, menjaga inflasi di atas target Federal Reserve. Hal ini menjadikan aset tanpa imbal hasil seperti emas lebih menarik karena dapat melindungi kekayaan. Korelasi dengan Dolar AS tetap penting untuk dipantau oleh para trader. Dengan angka PDB AS terbaru untuk Q3 2025 menunjukkan pertumbuhan melambat menjadi 1,5%, pasar kini memperhitungkan potensi pemotongan suku bunga Fed pada paruh pertama tahun 2026. Dolar yang lebih lemah, yang sering mengikuti ekspektasi pemotongan suku bunga, biasanya mendorong harga emas lebih tinggi. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, trader derivatif harus mencari peluang dalam strategi bullish. Membeli opsi beli pada kontrak berjangka emas atau ETF dapat memberikan eksposur kenaikan dengan risiko terbatas.Mulai trading sekarang — klik di sini untuk membuat akun live VT Markets Anda.