Di tengah kekhawatiran fiskal, Yen Jepang terus mengalami penurunan, mencapai level terendah dalam dua minggu terhadap USD.

    by VT Markets
    /
    Oct 27, 2025

    Inflasi Jasa Jepang Meningkat

    Yen Jepang (JPY) terus mengalami penurunan terhadap Dolar AS untuk hari ketujuh berturut-turut, dipengaruhi oleh harapan bahwa Perdana Menteri Jepang yang baru, Sanae Takaichi, akan mempertahankan kebijakan fiskal ekspansif. Tekanan tambahan pada Yen datang dari meredanya ketegangan perdagangan AS-China, mendorong pasangan USD/JPY ke level tertinggi dalam dua minggu di dekat 153.25-153.30 selama sesi Asia. Data terbaru menunjukkan bahwa inflasi sektor jasa Jepang meningkat pada bulan September, menguatkan spekulasi kemungkinan kenaikan suku bunga oleh Bank of Japan (BoJ). Kenaikan inflasi ini berlawanan dengan harapan dovish dari Federal Reserve AS, yang dapat membatasi potensi kenaikan USD/JPY. Para trader cenderung berhati-hati menjelang pengumuman penting dari Fed dan BoJ minggu ini. Indeks Harga Produser Jasa Jepang meningkat selama dua bulan berturut-turut, mencapai 3.0% pada bulan September, mendukung argumen untuk pengetatan BoJ. Kebijakan pro-stimulus Perdana Menteri Takaichi, bagaimanapun, menimbulkan kekhawatiran terkait kesehatan fiskal Jepang, sehingga mengurangi daya tarik Yen. Di AS, Indeks Harga Konsumen meningkat 0.3% pada bulan September, berkontribusi pada kenaikan tahunan 3%. Angka-angka ini mendukung ekspektasi pasar akan pemotongan suku bunga Federal Reserve yang akan datang, mempengaruhi kemampuan Dolar untuk pulih, dan memungkinkan Yen menemukan dukungan di tengah pandangan bank sentral yang bervariasi. Di tingkat internasional, kemajuan terlihat dalam pembicaraan perdagangan AS-China, mengurangi permintaan Yen sebagai aset aman. Secara teknis, melampaui area 153.25-153.30 dapat mendorong USD/JPY menuju 154.00, sementara dukungan tetap pada 152.65, dengan risiko penurunan lebih lanjut menuju 151.00 jika terlampaui.

    Dampak Pergeseran Kebijakan Moneter

    Bank of Japan, yang menargetkan tingkat inflasi 2%, meluncurkan kebijakan moneter yang sangat longgar pada tahun 2013 untuk mengatasi inflasi yang rendah. Ini melibatkan Pelonggaran Kuantitatif dan Kualitatif (QQE) serta suku bunga negatif, yang membuat Yen terdepresiasi. Stimulus ekonomi memperparah devaluasi mata uang, berlawanan dengan bank sentral lain yang menaikkan suku bunga. Perubahan kebijakan BoJ yang baru-baru ini terjadi menjelang tahun 2024 adalah sebagai respons terhadap meningkatnya tekanan inflasi, yang melebihi target sebagian karena harga energi global yang lebih tinggi dan kemungkinan kenaikan gaji. Perubahan ini berdampak signifikan pada pasar mata uang, menekankan penyesuaian kebijakan moneter yang sedang berlangsung. Momentum naik didorong oleh harapan bahwa Perdana Menteri baru Jepang, Sanae Takaichi, akan mendukung stimulus fiskal, yang cenderung melemahkan yen. Meredanya ketegangan perdagangan antara AS dan China juga mengurangi permintaan untuk yen sebagai aset aman. Bagi trader derivatif, ini menunjukkan bahwa opsi beli yang bertaruh pada pergerakan menuju level 154.00 dapat menjadi menarik jika pasangan ini menembus resisten saat ini. Namun, ada argumen kuat untuk pembalikan yang akan menguntungkan yen. Inflasi layanan Jepang baru saja mencapai 3.0%, dan kami telah melihat inflasi inti tetap di atas target 2% Bank of Japan selama hampir 30 bulan berturut-turut. Sebaliknya, inflasi AS telah mendingin menjadi 3%, menghasilkan harapan tinggi untuk pemotongan suku bunga Fed minggu ini, dengan harga pasar menunjukkan probabilitas lebih dari 85%. Poin-poin penting perbedaan kebijakan yang semakin berkembang—BoJ yang mungkin hawkish versus Fed yang dovish—adalah penggerak fundamental yang kuat yang dapat memperkuat yen secara signifikan. Ini menunjukkan peluang untuk membeli opsi beli JPY atau opsi jual USD/JPY, terutama jika BoJ memberikan sinyal kecepatan pengetatan yang lebih agresif daripada yang diharapkan saat ini. Kenaikan suku bunga pertama pada Maret 2024, yang pertama dalam 17 tahun, menunjukkan kesediaan untuk mengubah kebijakan, meskipun tindak lanjutnya lambat. Dengan adanya sinyal bertentangan antara tekanan politik dan data ekonomi, volatilitas implisit kemungkinan akan tetap tinggi. Trader bisa mempertimbangkan strategi seperti long straddles atau strangles untuk meraup keuntungan dari pergerakan harga yang besar ke arah mana pun setelah pengumuman bank sentral. Pendekatan ini memungkinkan trader untuk mengambil keuntungan dari volatilitas yang diharapkan tanpa harus memprediksi hasil spesifik pertemuan. Buat akun VT Markets Anda secara langsung dan mulai trading sekarang.

    Mulai trading sekarang — klik di sini untuk membuat akun live VT Markets Anda.

    see more

    Back To Top
    server

    Halo 👋

    Bagaimana saya bisa membantu?

    Ngobrol langsung dengan tim kami

    Obrolan Langsung

    Mulai percakapan langsung lewat...

    • Telegram
      hold Ditangguhkan
    • Segera hadir...

    Halo 👋

    Bagaimana saya bisa membantu?

    telegram

    Pindai kode QR dengan ponsel Anda untuk mulai mengobrol dengan kami, atau klik di sini.

    Belum memasang aplikasi Telegram atau versi Desktop? Gunakan Web Telegram sebagai gantinya.

    QR code