Volatilitas Pasar Diharapkan
Langkah Jepang untuk menurunkan batas harga minyak Rusia kemungkinan besar akan menyebabkan volatilitas signifikan di pasar energi minggu depan. Kita harus mengantisipasi tekanan naik yang segera pada minyak mentah acuan seperti Brent dan WTI seiring dengan menyusutnya jumlah minyak yang memenuhi syarat sanksi. Tindakan ini menciptakan ketidakpastian sekitar aliran pasokan global, yang akan segera dipertimbangkan oleh pasar derivatif. Reaksi pasar serupa terlihat ketika Uni Eropa menerapkan batas lebih rendah pada Juli 2025, yang diikuti oleh lonjakan harga Brent sebesar 5% dalam dua minggu berikutnya. Tindakan itu dipicu oleh laporan tentang penurunan kepatuhan OPEC+, dengan kepatuhan diperkirakan hanya 92% untuk Agustus. Sanksi baru ini muncul saat laporan terbaru dari Administrasi Informasi Energi menunjukkan persediaan minyak mentah AS menurun lebih besar dari yang diperkirakan sebesar 2,8 juta barel, yang semakin mendukung prospek bullish.Rekomendasi Manajemen Risiko
Namun, kita harus mengingat perilaku pasar pada 2023 dan 2024, ketika Rusia berhasil mengalihkan ekspor minyaknya ke China dan India dengan menggunakan armada kapal tanker bayangan. Meskipun batas baru ini memperketat tekanan finansial, keberadaan pembeli alternatif ini mungkin membatasi seberapa tinggi harga dapat naik. Oleh karena itu, posisi panjang harus dikelola dengan parameter risiko yang ketat, karena reli yang berkelanjutan tidak dijamin. Kita juga harus memantau pspread utama, karena diskon pada minyak mentah grade Urals relatif terhadap Brent akan melebar secara signifikan. Hal ini memberikan peluang perdagangan pasangan bagi mereka yang memiliki akses ke pasar ini. Selain itu, spread Brent-WTI juga bisa melebar jika kilang-kilang Eropa terpaksa menawar lebih agresif untuk kargo laut non-Rusia. Buat akun VT Markets langsung Anda dan mulai perdagangan sekarang.Mulai trading sekarang — klik di sini untuk membuat akun live VT Markets Anda.