Keputusan Suku Bunga Bank of Japan
Bank of Japan (BOJ) meningkatkan suku bunga jangka pendek menjadi 0,5% pada bulan Januari. Gubernur Kazuo Ueda telah meminta kehati-hatian dalam kenaikan suku bunga lebih lanjut karena dampak ekonomi yang mungkin ditimbulkan oleh tarif AS. Anggota dewan kebijakan moneter BOJ, Nakagawa, menekankan keputusan berbasis data, dengan fokus pada laporan Tankan yang akan dirilis pada awal Oktober. Indikator ekonomi lainnya menunjukkan output industri Jepang pada bulan Juli turun sebesar 1,6% dibandingkan bulan sebelumnya, sementara penjualan ritel tumbuh sebesar 0,3% secara tahunan. Tingkat pengangguran turun menjadi 2,3%. Di AS, pemotongan suku bunga yang mungkin terjadi sudah di depan mata, dengan sidang Stephen Miran yang dijadwalkan pada 4 September. Kebijakan Bank of Japan dan Federal Reserve AS jelas bergerak ke arah yang berbeda. Fed secara terbuka membicarakan tentang pemotongan suku bunga, sementara inflasi yang terus-menerus di Jepang menekan BOJ untuk kembali menaikkan suku bunga. Perbedaan kebijakan moneter yang semakin besar ini menjadi tema paling penting bagi kita untuk diperdagangkan dalam beberapa minggu mendatang.Perbedaan Kebijakan Moneter
Di Jepang, inflasi tetap keras di atas target 2% BOJ, terutama ukuran inti yang tidak termasuk makanan dan energi, yang berada pada tingkat tinggi 3,1%. Kita telah melihat harga konsumen tetap di atas target bank selama lebih dari tiga tahun, alasan utama mereka akhirnya menaikkan suku bunga menjadi 0,5% pada Januari 2025. Lingkungan ini mendukung pandangan bahwa kenaikan suku bunga lain mungkin terjadi sebelum tahun berakhir. Namun, ada alasan untuk berhati-hati, karena output industri yang lemah dan angka penjualan ritel menunjukkan ekonomi memiliki kelemahan. Anggota dewan BOJ menekankan mereka akan bergantung pada data, khususnya menunjuk pada survei bisnis Tankan yang dijadwalkan sekitar 1 Oktober sebagai laporan penting. Survei Tankan yang lebih lemah dari perkiraan dapat dengan mudah mendorong penundaan waktu kenaikan suku bunga berikutnya. Sementara itu, pesan dari AS menjadi jauh lebih jelas, dengan pejabat Fed menyatakan bahwa saatnya telah tiba untuk menurunkan suku bunga. Perubahan kebijakan ini dibenarkan, karena inflasi inti PCE AS telah menurun secara bertahap dari puncaknya di 2024 dan sekarang berada di sekitar 2,4%, yang sesuai dengan target Fed. Pasar kini dengan percaya diri memproyeksikan setidaknya dua pemotongan suku bunga dari Fed sebelum awal tahun depan. Perpecahan kebijakan ini menunjukkan potensi pelemahan dolar AS dibandingkan yen Jepang. Kita seharusnya bersiap untuk tingkat pertukaran USD/JPY yang lebih rendah, menggunakan derivatif seperti opsi untuk mengelola risiko seputar rilis data penting. Membeli opsi yen (JPY) atau opsi dolar AS (USD) memberikan kita cara untuk mendapatkan keuntungan dari penguatan yen sembari mengendalikan potensi kerugian. Pandangan ini juga berlaku untuk pasar suku bunga, di mana kita dapat mengharapkan selisih antara imbal hasil obligasi AS dan Jepang menyusut. Potensi penurunan imbal hasil Treasury AS dan kenaikan imbal hasil Obligasi Pemerintah Jepang menciptakan peluang. Kita dapat menggunakan futures suku bunga untuk memperdagangkan konvergensi ini.Mulai trading sekarang — klik di sini untuk membuat akun live VT Markets Anda.