Inflasi yang Persisten dan Risiko Pasar Obligasi
Inflasi yang persisten dapat mempengaruhi pasar obligasi dengan mengurangi pengembalian nyata pada aset pendapatan tetap. Meskipun ada pemotongan suku bunga, obligasi Treasury dengan durasi panjang mungkin tidak memberikan keuntungan modal yang besar karena imbal hasil dapat tetap stabil jika inflasi bertahan. Implikasi mata uang termasuk inflasi yang lebih tinggi tanpa pengetatan kebijakan yang memadai, yang dapat mengurangi perbedaan suku bunga riil yang menguntungkan AS. Situasi ini dapat membuat dolar kurang menarik, terutama jika Federal Reserve tampak lambat dalam merespons. Intinya, JPMorgan menyoroti risiko skenario yang mirip dengan stagflasi, yang melibatkan inflasi tinggi yang membandel, pertumbuhan yang lebih lambat, keuntungan obligasi yang terbatas, dan pelemahan bertahap dolar AS. Suhu inflasi tampaknya akan meningkat lagi, menciptakan lingkungan yang sulit. Laporan Indeks Harga Konsumen Juli 2025 menunjukkan lonjakan yang mengkhawatirkan menjadi 3,4%, membalikkan tren pendinginan yang terlihat sebelumnya tahun ini. Tekanan harga yang persisten ini membatasi seberapa banyak Federal Reserve dapat membantu ekonomi. Ini menempatkan Fed dalam posisi sulit, terutama setelah melakukan pemotongan suku bunga kecil sebesar 25 basis poin pada Juni 2025 untuk mendukung ekonomi yang melambat. Dengan inflasi yang meningkat dan pertumbuhan PDB Q2 yang direvisi turun menjadi 0,8% yang lemah, ruang bagi Fed untuk melakukan pemotongan lebih lanjut sekarang sangat terbatas. Akibatnya, pasar derivatif suku bunga dengan cepat memperhitungkan kemungkinan pemotongan lebih lanjut tahun ini.Implikasi untuk Pasar Obligasi dan Dolar AS
Bagi pasar obligasi, ini berarti keuntungan besar dari penurunan imbal hasil mungkin terbatas. Kita tidak seharusnya mengharapkan imbal hasil Treasury jangka panjang turun lebih jauh, yang membuat pembelian opsi panggilan pada kontrak berjangka obligasi menjadi taruhan yang berisiko. Sebaliknya, strategi yang diuntungkan dari volatilitas suku bunga, seperti straddles, bisa lebih tepat untuk minggu-minggu yang tidak pasti ke depan. Lingkungan ini juga dapat memberikan tekanan menurun pada dolar AS dari waktu ke waktu. Jika inflasi tetap tinggi tanpa Fed menaikkan suku bunga untuk menyamainya, dolar menjadi kurang menarik untuk disimpan. Kita sudah melihat Indeks Dolar AS (DXY) meluncur di bawah 104, dan para pedagang mungkin ingin mempertimbangkan untuk membeli opsi put pada dolar atau opsi panggilan pada mata uang seperti euro atau franc Swiss. Risiko stagflasi ini juga menjadi hambatan besar bagi saham, karena pertumbuhan yang lebih lambat merugikan pendapatan perusahaan. Mengingat ketidakpastian, kami percaya membeli opsi put pelindung pada indeks utama seperti S&P 500 adalah langkah yang masuk akal. Volatilitas, yang diukur dengan VIX, telah meningkat dari titik terendahnya dan dapat terus naik.Mulai trading sekarang — klik di sini untuk membuat akun live VT Markets Anda.