Inflasi AS dan Harapan Kebijakan
Pada bulan September, inflasi tahunan di Amerika Serikat meningkat menjadi 3%, naik dari 2.9% di bulan Agustus, menurut Biro Statistik Tenaga Kerja AS. Indeks Harga Konsumen (CPI) mengalami kenaikan bulanan sebesar 0.3%, sementara CPI inti, yang tidak termasuk makanan dan energi, naik sebesar 0.2%. Dolar AS mengalami tekanan akibat data inflasi yang di bawah harapan; Indeks Dolar AS turun sebesar 0.12% menjadi 98.80. Menurut data pasar, Dolar AS melemah terhadap mata uang utama, terutama Dolar Selandia Baru. Biro Statistik Tenaga Kerja AS sebelumnya memperkirakan kenaikan CPI sebesar 3.1% untuk bulan September, yang dapat memengaruhi kebijakan moneter. Federal Reserve diperkirakan akan mengurangi suku bunga kebijakan sebesar 25 basis poin segera. Inflasi tinggi biasanya mengarah pada peningkatan nilai mata uang karena bank sentral mungkin menaikkan suku bunga untuk mengendalikannya. Ini menarik lebih banyak investasi asing karena imbal hasil yang lebih tinggi. Sebaliknya, inflasi rendah dapat menurunkan nilai mata uang, menarik lebih sedikit investasi. Emas, yang sering dianggap sebagai tempat aman, bereaksi berlawanan terhadap inflasi. Inflasi tinggi biasanya menghasilkan suku bunga yang lebih tinggi, mengurangi daya tarik emas, sementara inflasi rendah dapat meningkatkan daya tariknya karena biaya peluang yang lebih rendah.Harapan Pasar di Masa Depan
Laporan inflasi terbaru untuk September 2025 menunjukkan bahwa Indeks Harga Konsumen (CPI) meningkat menjadi 2.8% secara tahunan, sedikit lebih tinggi dari 2.6% yang kita harapkan. Inflasi yang keras kepala ini, dikombinasikan dengan laporan pekerjaan yang kuat dari awal Oktober yang menunjukkan 210.000 lapangan kerja baru, menunjukkan bahwa Federal Reserve akan tetap pada rencananya untuk menjaga suku bunga tinggi. Kita tidak seharusnya mengharapkan pelonggaran kebijakan moneter dalam waktu dekat. Melihat ke belakang, kita bisa melihat reaksi pasar yang sangat berbeda terhadap data serupa di masa lalu. Misalnya, pada musim gugur tahun 2019, tingkat inflasi tahunan sebesar 3% terlihat bersamaan dengan harapan pasar yang kuat untuk Fed benar-benar *memotong* suku bunga. Saat ini, dengan inflasi yang sedikit di bawah tingkat tersebut, pembicaraan sepenuhnya terfokus pada berapa lama Fed akan mempertahankan suku bunga yang ditinggikan, menunjukkan betapa banyaknya lanskap ekonomi yang telah berubah. Untuk kita, hal ini berarti kita harus bersiap untuk lebih banyak volatilitas pasar dalam beberapa minggu mendatang saat para trader mencerna kenyataan mengenai suku bunga “lebih tinggi untuk lebih lama”. Indeks Volatilitas CBOE (VIX) sudah mulai naik dari level terendahnya baru-baru ini, kini diperdagangkan sekitar 18, yang menunjukkan bahwa ketidakpastian sedang meningkat. Kita harus mempertimbangkan strategi yang menguntungkan dari kondisi ini, seperti membeli straddles pada indeks ekuitas utama. Lingkungan ini memberikan alasan kuat bagi Dolar AS untuk melanjutkan kenaikannya. Dengan Federal Reserve yang tetap tegas, sementara bank sentral lain seperti Bank Sentral Eropa menunjukkan tanda-tanda berhenti karena data ekonomi yang lebih lemah, dolar memiliki keuntungan yang jelas. Menggunakan derivatif mata uang untuk bertaruh pada dolar yang lebih kuat, terutama terhadap Euro, tampak seperti posisi yang solid untuk dipegang. Pasar hampir sepenuhnya menghargai kemungkinan pemotongan suku bunga sebelum pertengahan 2026. Kita dapat melihat ini tercermin dalam masa depan Secured Overnight Financing Rate (SOFR), yang menunjukkan suku bunga jangka pendek tetap stabil setidaknya untuk dua kuartal mendatang. Oleh karena itu, posisi derivatif yang bertaruh pada suku bunga jangka pendek yang tetap pada level saat ini atau mendekati level tersebut seharusnya berkinerja baik.Mulai trading sekarang — klik di sini untuk membuat akun live VT Markets Anda.