Pengaruh GDP yang Lebih Tinggi
Angka GDP yang lebih tinggi umumnya bermanfaat bagi mata uang suatu negara, menunjukkan ekonomi yang tumbuh. Sebaliknya, GDP yang lebih rendah bisa berdampak negatif pada mata uang dengan mengurangi daya tarik ekonomi. GDP yang lebih tinggi juga cenderung menyebabkan inflasi, mendorong bank sentral untuk menaikkan suku bunga, yang dapat berdampak buruk pada harga emas dengan meningkatkan biaya kesempatan untuk memiliki logam tersebut. Dengan data GDP Q3 China yang akan dirilis hari ini, kami mempersiapkan diri untuk perlambatan menjadi ekspansi kuartalan sebesar 0,8% dari sebelumnya 1,1%. Kelemahan yang diperkirakan ini sudah mempengaruhi AUD/USD, yang sensitif terhadap kesehatan ekonomi China. Bagi trader derivatif, ini menciptakan momen yang jelas untuk diperdagangkan dalam beberapa minggu ke depan. Jika data mengejutkan ke arah positif, melebihi konsensus 0,8%, kami harus mempertimbangkan untuk membeli opsi call AUD/USD atau mengambil posisi panjang pada futures. Angka yang lebih kuat dari yang diharapkan akan menunjukkan bahwa stimulus yang ditargetkan oleh Beijing mulai memberikan hasil, berpotensi mendorong pasangan ini menuju level resistance 0.6523. Ini akan menjadi sinyal bahwa pasar terlalu pesimistis mengenai pemulihan China. Sebaliknya, jika angka GDP tidak memenuhi harapan, ini akan mengonfirmasi kelemahan ekonomi yang mendasar, menjadikan opsi put AUD/USD strategi yang menarik. Hasil tersebut kemungkinan besar akan membuat pasangan ini menguji support di level 0.6472. Hasil ini akan sejalan dengan tantangan terus-menerus yang kami lihat dalam ekonomi China sepanjang 2025.Faktor Selain GDP Utama
Selain angka GDP utama, kita perlu memperhatikan detail dalam data penjualan ritel dan produksi industri untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas. Kami tahu bahwa investasi properti China terus mengalami penurunan selama beberapa tahun, turun sekitar 9% secara tahunan untuk tiga kuartal pertama 2025. Angka penjualan ritel yang lemah akan mengonfirmasi bahwa rendahnya kepercayaan konsumen masih menjadi hambatan utama bagi pertumbuhan. Dari perspektif Australia, Reserve Bank of Australia telah menjaga suku bunga tetap pada 4,35% selama sebagian besar tahun ini untuk memerangi inflasi. Suku bunga tinggi ini memberikan dukungan bagi Dolar Australia, yang dapat mengurangi penurunannya meskipun data China mengecewakan. Volume ekspor Australia ke China telah stabil, tetapi harga komoditas, seperti bijih besi, telah melemah dari puncak 2024, menciptakan gambaran yang campur aduk.Mulai trading sekarang — klik di sini untuk membuat akun live VT Markets Anda.